PEMBENTUKAN RUANG TERBUKA BAGI MASYARAKAT KEBANGSREN GG.7 “KAMPUS GO TO KAMPUNG”
DOI:
https://doi.org/10.37832/asawika.v3i2.16Keywords:
Kebangsreng, Permukiman, Ruang BersamaAbstract
Perkembangan kota dan pertumbuhan penduduk di permukiman yang semakin pesat memunculkan
permasalahan di pemukiman. Permasalahan tersebut adalah fasilitas masyarakat dan ruang terbuka
di kawasan permukiman menjadi berkurang. Kondisi tersebut juga membawa dampak pada
beberapa kampung di wilayah Surabaya. Lahan di kampung semakin padat dan banyak
pembangunan gedung di setiap sudut Kota Surabaya. Padahal ruang bersama kampung berfungsi
sebagai simbol dari suatu masyarakat, terutama dalam suatu permukiman. Ruang bersama kampung
menggambarkan budaya kebersamaan atau keguyuban. Keberadaan ruang bersama juga sesuai
dengan budaya warga Surabaya yaitu cangkrukan. Cangkrukan berfungsi menjalin ikatan
kekerabatan, kebersamaan dan keguyuban yang berlangsung setiap waktu dalam kehidupan warga
kampung. Latar belakang masalah tersebut membuat tim pengabdian melakukan pengabdian
masyarakat di Kampung Kebangsren Gg.7. Kampung Kebangsren Gg.7 merupakan permukiman
padat penduduk yang masih bertahan di tengah kota Surabaya. Pengabdian masyarakat dilakukan
di kampung Kebangsren Gg.7 untuk membantu warga Kebangsren menciptakan dan menata ruang
bersama. Hal ini bertujuan mempertahankan budaya cangkrukan warga Surabaya.
Kata Kunci: Kebangsreng, Permukiman, Ruang Bersama