SOSIALISASI TENTANG KEJAHATAN DUNIA MAYA (CYBER CRIME) KEPADA SISWA KELAS X SMAK ST. ALBERTUS MALANG
DOI:
https://doi.org/10.37832/asawika.v7i1.86Abstract
Kebutuhan teknologi jaringan komputer di Indonesia saat ini semakin meningkat. Teknologi memiliki peran
sebagai media penyedia informasi, sekaligus memperlancar kegiatan komunitas komersial menjadi bagian terbesar dan
terpesat pertumbuhannya serta menembus berbagai batas negara. Jaringan ini mampu menggerakkan kegiatan pasar
di dunia dan bisa diketahui selama 24 jam. Melalui dunia internet atau disebut juga cyberspace, apapun dapat
dilakukan. jumlah pengguna Internet di Indonesia tahun 2016 adalah 132,7 juta user atau sekitar 51,5% dari total
jumlah penduduk Indonesia sebesar 256,2 juta.
Segi positif dari dunia maya ini menambah trend perkembangan teknologi dunia dengan segala bentuk
kreativitas manusia. Namun dampak negatif tidak bisa dihindari, banyak terjadi penyalahgunaan teknologi yang
merugikan banyak pihak. Perkembangan teknologi internet menyebabkan munculnya kejahatan “Cyber Crime” atau
kejahatan melalui jaringan internet, antara lain berupa pencurian kartu kredit, hacking beberapa situs, menyadap
transmisi data orang lain, misalnya email, dan memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah yang tidak
dikehendaki ke dalam program komputer. Bahkan berkembang menjadi cyber porn, cyber bullying dengan korban
maupun pelaku salah satunya generasi muda.
Fenomena perkembangan cyber crime ini perlu diantisipasi oleh generasi muda agar mereka tidak menjadi
pelaku maupun korban. Oleh karena itu, dilakukanlah penyuluhan kepada para siswa SMAK St. Albertus Malang
sebagai salah satu SMAK favorit Kota Malang. Metode yang digunakan adalah paparan interaktif, simulasi, diskusi
kelompok serta presentasi siswa dengan media poster. Harapan setelah adanya kegiatan ini, siswa mampu melakukan
sosialisasi bagi kalangan muda sehingga tujuan tercapai yakni dapat meminimalisir kejahatan dunia maya (cyber
crime).
Kata kunci: sosialisasi, kejahatan dunia maya (cyber crime)
ABSTRACT
The need for computer network technology in Indonesia is currently increasing. It has been playing a
significant role as a medium that provides information and smooths out the activities of commercial communities, and
has become the largest technological aspect with the most rapid growth that can penetrate various national boundaries.
Computer network is able to drive global market activities and can be accessed 24 hours. Through the internet or
cyberspace, nearly anything can be accomplished. It was stated that the number of Internet users in Indonesia in 2016
was 132.7 million users or around 51.5% of Indonesia's total population of 256.2 million.
The positive aspect of cyberspace adds to the trend of world technological development with all forms of
human creativity. But the unavoidable negative effects are the many misuses of technology that is detrimental to many
parties. The development of internet technology has led to the emergence of a crime called "Cyber Crime", or crimes
carried out on the internet. This includes credit card theft, site hacking, interception of the transmission of other
people's data such as e-mail, and data manipulation in the form of planting dangerous commands in computer
programs. This crime even extends into cyber porn and cyber bullying, whose victims and perpetrators are often still
young.
Given this phenomenon of cybercrime, it is important to teach the younger generation to anticipate it, so as not
to become perpetrators or victims. The community service was carried out at SMAK St. Albertus Malang, as one of
Malang City's most preferred high schools. The method used is interactive exposure, simulation, group discussions, and
student presentations using posters. It is expected that following this activity the students will be able to teach their
peers to minimize cybercrime.
Keywords: empowerment, cyber crime (cyber crime)